Semakin majunya teknologi pada jaman ini banyak mempengaruhi beragam faktor kehidupan, mulai dari faktor sekunder dan primer maupun lainnya. contohnya seperti sekarang menjamurnya teknologi pada prasarana transportasi. Salah satu perusahaan teknologi yang ikut mengambil peran besar ialah PT Go-Jek Indonesia, seperti diketahui saat pertama kali gojek muncul menimbulkan kehebohan dimana-mana, seperti ibaratnya kacang yang mudah ditemukan dimana-mana, gojek pun seperti itu semakin lama semakin banyak pula penggunanya dan berkembang terus - menerus mulai dari pihak gojek sendiri maupun pengguna jasa dari gojek tersebut.
Gojek sendiri didirikan pada tahun 2011, oleh seorang pemuda asli kelahiran indonesia. awalnya gojek hanya menjalankan pelayanannya lewat panggilan telepon saja. GO-Jek lahir dari ide sang CEO dan Managing Director Nadiem Makarim yang
mengaku seorang pengguna ojek. Ojek yang merupakan kendaran motor roda
dua ini memang transportasi yang sangat efektif untuk mobilitas di
kemacetan kota. Inovasi ini memberikan keuntungan lebih banyak bagi pendiri gojek dan para driver tersebut.
Dengan pengalaman dari CEO Go-jek saat naik ojek di jalanan yang macet inilah ia
kemudian menciptakan Go-Jek, sebuah layanan antar jemput dengan ojek
modern berbasis pesanan. PT Go-Jek Indonesia yang sudah melewati
perjalanannya sejak tahun 2011 kini sudah memiliki 1.000 armada ojek
yang tersebar di seluruh kawasan Jabodetabek dan sekarang sudah tersebar hampir di setiap kota yang ada di indonesia.
Hingga bulan Januari 2016, aplikasi GO-JEK sudah diunduh sebanyak hampir
10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android. Saat ini
juga ada untuk iOS, di App Store
Keuntungan dari Go-jek, adanya pembagian 20/80. 20% sendiri untuk pihak perusahaan dan 80% untuk para driver. Go-jek sendiri juga tidak hanya menjalani pelayan jasa antar jemput orang saja namun juga menyediakan jasa lainnya seperti memesan makanan, tiket biokop, mengantar barang, membeli kebutuhan dapur, dll.
Menjamurnya penggunaan jasa GO-JEK juga membuat berdampak adanya respon negatif dari pihak tukang ojek pangkalan. Pada tanggal 9 Juni 2015
seseorang dalam akun Path menuliskan insiden bahwa pengemudi GO-JEK yang
dipesannya diusir oleh tukang ojek pangkalan di Kuningan yang tidak
terima rezekinya dirampas.Dua kali dia memanggil sopir GO-JEK, dua
kali pula pengemudi GO-JEK lari karena takut dipukuli tukang ojek
pangkalan. Akhirnya dia naik ojek pangkalan dengan tarif jauh lebih
mahal dibanding tarif sopir GO-JEK. Sekadar diketahui, tarif ojek GO-JEK
lebih pasti karena ditentukan lewat aplikasi sehingga tidak perlu
tawar-menawar.
0 Komentar